idnzero - Mirip dengan budaya populer lain, di Mesir Kuno kematian tidak dipandang sebagai akhir dari kehidupan, melainkan kelanjutan dari kehidupan di alam lain. Kepercayaan terhadap kehidupan setelah kematian ini begitu kuat sehingga banyak seni dan arsitektur mereka, berpusat pada konsep tersebut.
Perjalanan menuju alam kematian atau akhirat biasa dikenal sebagai "penimbangan hati" dan diyakini bahwa hati orang yang telah meninggal akan ditimbang dengan bulu Ma'at, dewi kebenaran dan keadilan.
Duat adalah neraka dunia kematian dengan berbagai wilayah yang diperintah oleh Dewa Dewi yang berbeda dalam Mitologi Mesir Kuno. Perjalanan menuju alam baka dimulai dengan kematian tubuh fisik, kemudian dimumikan serta diawetkan untuk memastikan perjalanan jiwa yang aman ke alam Duat.
Banyak sekali makhluk dan dewa yang bisa ditemui di Duat. Masing-masing dari mereka memiliki peran dan tanggung jawab khusus. Misalnya, Anubis, dewa pembalseman, bertanggung jawab mempersiapkan tubuh untuk perjalanan ke alam baka. Thoth, dewa kebijaksanaan, bertanggung jawab untuk mencatat penghakiman orang mati. Dan Ra, dewa matahari, melakukan perjalanan ke dunia bawah setiap malam sebelum terlahir kembali setiap pagi.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai alam baka atau akhirat dari Mitologi Mesir yaitu Duat. Dimulai dari pengertian, sejarah, sampai peran dari berbagai Dewa yang ada di dunia kematian ini.
{getToc} $title={Table of Contents}
Duat
#1. Asal Usul Duat
Dalam hieroglif Mesir Kuno, Duat disimbolkan sebagai bintang berujung lima yang dilingkupi lingkaran. Simbol ini memiliki makna ganda, karena lingkaran tersebut mewakili matahari, sementara bintang (yang dikenal sebagai Sebaw dalam bahasa Mesir) hanya terlihat pada malam hari.
Oleh karena itu, Duat dianggap sebagai tempat yang tidak memiliki siang dan malam. Menurut Kitab Kematian, waktu ternyata masih ada di alam tersebut dalam bentuk hari. Penggambaran Duat ditemukan dalam teks-teks pemakaman, termasuk Kitab Kematian dan Teks Piramida, masing-masing dengan ciri khas yang berbeda. Dengan begitu, Duat tidak memiliki versi yang seragam sepanjang sejarah Mesir Kuno.
Duat berfungsi sebagai dunia orang mati di Mesir Kuno, tempat orang yang telah meninggal akan melakukan perjalanan setelah meninggal. Akan tetapi, Duat bukanlah satu-satunya fase akhir dari alam baka bagi orang Mesir.
#2. Geografi Duat
Duat digambarkan dengan berbagai fitur alam yang mirip dengan lanskap Mesir Kuno, seperti pulau, sungai, gua, gunung, dan ladang. Selain itu, ada juga elemen tambahan yang unik, seperti danau berapi-api, pepohonan ajaib, dan dinding yang terbuat dari besi. Hal tersebut, dipercaya bahwa orang mati harus menghadapi medan yang rumit ini untuk menjadi Akh, roh terberkati di alam kematian.
Menurut mitos tertentu, perjalanan tersebut akan melewati gerbang yang dijaga oleh makhluk yang mengerikan. Banyak bahaya yang mengintai di sepanjang jalan, seperti roh-roh, binatang buas, dan setan dari dunia bawah. Jiwa-jiwa yang berhasil menyelesaikan perjalanan, akan tiba di tempat penimbangan hati.
#3. Penimbangan Hati
Duat memainkan peran penting dalam kepercayaan Mesir Kuno karena merupakan lokasi di mana jiwa-jiwa dihakimi. Konsep dari maat, kebenaran dan keadilan, merupakan pusat dari kehidupan Mesir dan berasal dari dewi keadilan dan kebenaran, yang juga bernama Dewi Maat.
Di Duat, Dewa Anubis bertanggung jawab untuk menimbang jantung orang mati dengan bulu dari Dewi Maat. Jantung, atau jb, juga diyakini sebagai tempat tinggal dari jiwa.
Jika orang meninggal telah menjalani kehidupan yang adil dan jujur, tidak akan ada halangan bagi perjalanan mereka ke alam baka. Namun, jika jantungnya lebih berat daripada bulunya, pemakan jiwa, monster seram bernama Ammit, akan memakan jiwa orang tersebut, yang akan dikutuk ke dalam kegelapan abadi. Orang tersebut tidak akan bisa tinggal di dunia bawah atau memasuki alam baka, sering dikenal sebagai Aaru, dan akan lenyap begitu saja.
#4. Peran Dewa di Duat
Kesimpulan
Pada intinya, perjalanan ke alam baka dalam tradisi Mesir Kuno merupakan proses yang cukup rumit karena orang mati harus melewati serangkaian rintangan dan tantangan. Akan tetapi, hal itu juga dilihat sebagai kesempatan untuk aktualitas abadi dan kelangsungan hidup di alam berbeda.
Gagasan tentang Duat dan Timbangan Hati memiliki dampak yang signifikan terhadap cara orang Mesir kuno menjalani kehidupan mereka. Untuk mencapai surga akhirat, sangat penting bagi mereka untuk mengikuti prinsip-prinsip maat, karena di Duatlah mereka akan dihakimi berdasarkan konsep ini.
Ada kemungkinan bahwa Duat juga mempengaruhi kebiasaan pemakaman dan praktik pemakaman orang Mesir kuno. Mereka percaya bahwa makam berfungsi sebagai pintu gerbang menuju Duat untuk orang yang telah meninggal. Jiwa-jiwa orang yang adil dan baik dapat menggunakan makam mereka sebagai jalan untuk kembali ke dunia ketika diinginkan.
Selain itu, makam yang dibangun dengan baik sangat penting untuk memungkinkan jiwa-jiwa tersebut bergerak bolak-balik dari Duat. Mumi itu sendiri juga bertindak sebagai penghubung antara dua dunia, dan upacara itu dikenal sebagai "pembukaan mulut' dilakukan secara teratur, di mana mumi dikeluarkan dari makam untuk memungkinkan jiwanya berkomunikasi dengan orang yang masih hidup dari Duat.
Maka dari itu, Duat memiliki arti penting dalam budaya Mesir Kuno, dikaitkan dengan berbagai dewa dan juga berpotensi memengaruhi kepercayaan akhirat masyarakat lain. Konsepnya sangat mempengaruhi cara orang Mesir menjalani hidup serta merasakan keberadaan abadi mereka
PENUTUP
Nah, itulah penjelasan lengkap tentang alam kematian Duat dari Mitologi Mesir. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan sedulur. Purnaning Atur Matur Nuwun #CMIIW #UPGRADEYOURKNOWLEDGE